Diawali oleh
seorang Wiliam Wangko anggota militer kerajaan Belanda (KNIL) yang berdinas di
bandung jawa barat dengan pangkat kopral, ia dipensiunkan dini pada awal tahun
1920, dan kembali ke Minahasa serta berdomisili di Langowan.
Ketika
Wiliam Wangko menerima Tuhan Yesus Kristus, dan Baptisan air (selam) serta
dipenuhi dengan ROH KUDUS, dan mendapat karunia-karunia antara lain hikmat dan
marifat seingga ia dapat mengetahui kesalahan/dosa dari rekan-rekannya serta
komandannya, karena rekan-rekan serta komandannya sulit untuk menerima
pernyataan-pernyataan tersebut sehingga mereka memvonis Wiliam Wangko tidak
waras atau terganggu jiwanya, komandan militer belanda menugaskan seorang
dokter untuk memeriksa kejiwaan dari Wiliam Wangko.
Waktu
dokter tersebut sedang memeriksanya, maka Roh Tuhan datang kepada Wiliam Wangko
dan secara langsung dokter tersebut di tegur atas perbuatan dosa-dosanya yang
dilakukan, dokter tidak dapat menerima, merasa malu dan marah, akibatnya dokter
mengeluarkan surat keterangan hasil pemeriksaan bahwa Wiliam Wangko terganggu
kejiwaannya dan disarankan diberhentikan dari dinas kemiliteran serta di
pulangkan ke daerah asalnya, Langowan Minahasa.
Pada
awal april 1925 setelah Wiliam Wangko berada di Langowan, beliau inilah yang
membawa terang Roh Kudus yang merupakan permulaan pergerakan kharismatik di
langowan.
Pelayanannya
melalui kesaksian pribadi dan mendoakan orang-orang sakit semuannya diiringi
dengan kuasa dan tanda mujizat, banyak orang-orang sakit disembuhkan serta
menelanjangi perbuatan-perbuatan jahat dan ada juga orang mati dibangkitkan hal
ini mengingatkan kita akan perbuatan Yesus. Salah satunya yang mengalami
kebangkitan waktu itu bapak Habel Lumangkun warga desa Amongena Langowan dan ia
masih hidup sampai 10 thn lagi, mujizat-mujizat lainnya: seorang bapak bernama
Dolof Lumingas asal desa Manembo Langowan. Kepalanya di paku dari kiri kekanan
sampai tembus, Wiliam Wangko mmencabut paku tersebut lalu berkata ”dalam nama Tuhan Yesus sembuh!” langsung
sembuh dan tidak mengalami kematian. Karunia nubuatan yang diterima Wiliam
Wangko pada waktu itu cukup mencengangkan bagi banyak orang yaitu sebelum
perang dunia kedua, ada beberapa rumah di Langowan yang ia tunjuk dengan
tongkatnya, dan berkata “suatu waktu
rumah ini akan hancur oleh bom sekutu”. Hal tersebut terjadi tetapi ada
yang rumah keluarga Sigarlaki disamping gereja sentrum GMIM Langowan yang tidak
di tunjuk, rumah tersebut tidak ditimpah dengan bom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar